Ground
penetrating radar
GPR(Ground-penetrating radar) adalah
metode geofisika yang menggunakan radar untuk gambar bawah permukaan. Metode ini menggunakan radiasi elektromagnetik dalam
microwave band (UHF / VHF frekuensi) dari spektrum radio, dan mendeteksi sinyal
tercermin dari struktur bawah permukaan. GPR
dapat digunakan dalam berbagai media, termasuk batu, es tanah, air segar,
trotoar dan struktur.Hal ini dapat mendeteksi benda-benda, perubahan materi,
dan void dan retak.
GPR menggunakan gelombang radio
frekuensi tinggi (biasanya terpolarisasi) dan mengirimkan ke tanah. Ketika gelombang hits benda terkubur
atau batas dengan konstanta dielektrik yang berbeda, antena catatan variasi
sinyal kembali menerima pantulan. Prinsip-prinsip
yang terlibat mirip dengan seismologi refleksi, kecuali bahwa energi
elektromagnetik digunakan sebagai pengganti energi akustik, dan refleksi muncul
pada batas-batas dengan konstanta dielektrik yang berbeda, bukan impedansi
akustik.
Kisaran kedalaman GPR dibatasi oleh
konduktivitas listrik dari tanah, pusat frekuensi yang ditransmisikan dan
kekuatan radiasi. Seperti
meningkatkan konduktivitas, kedalaman penetrasi berkurang. Hal ini karena energi elektromagnetik
lebih cepat hilang menjadi panas, yang menyebabkan kehilangan kekuatan sinyal
di kedalaman. Frekuensi yang
lebih tinggi tidak menembus sejauh frekuensi yang lebih rendah, tetapi
memberikan resolusi yang lebih baik. Kedalaman
penetrasi yang optimal dicapai dalam es di mana kedalaman penetrasi dapat
mencapai beberapa ratus meter. Penetrasi
yang baik juga dicapai dalam tanah berpasir kering atau bahan kering masif
seperti granit, batu kapur, dan beton di mana kedalaman penetrasi bisa sampai
15 m. Pada tanah lembab dan /
atau tanah liat-sarat dan tanah dengan konduktivitas listrik yang tinggi,
penetrasi kadang-kadang hanya beberapa sentimeter.
Antena GPR umumnya bersentuhan dengan tanah untuk kekuatan
sinyal terkuat, namun, antena GPR dapat digunakan di atas tanah. GPR telah dikembangkan dalam bidang
hydrogeophysics yang menjadi sarana berharga menilai keberadaan dan jumlah air
tanah.
CONTOH
APLIKASI GPR
GPR memiliki banyak
aplikasi dalam sejumlah bidang. Dalam ilmu bumi digunakan untuk mempelajari batuan dasar, tanah, air tanah, dan es.
Dalam
rehabilitasi lingkungan, GPR digunakan untuk mendefinisikan tempat pembuangan
sampah, bulu kontaminan, dan situsremediasi lainnya, sementara dalam arkeologi
digunakan untuk pemetaanfitur arkeologi dan pemakaman. GPR digunakan dalam
penegakan hukum untuk mencari kuburan klandestin dan menguburkan
bukti-bukti.Menggunakan untuk militer termasuk deteksi ranjau, artileri yang
tidak meledak,dan terowongan.
Sebelum 1987 Waduk
Frankley di Birmingham, Inggris England bocor540 liter air minum per detik.
Pada tahun itu GPR berhasil digunakanuntuk mengisolasi kebocoran.
Lubang radar memanfaatkan GPR digunakan untuk memetakan
strukturdari lubang bor dalam aplikasi pertambangan bawah tanah. Sistem
radarmodern arah lubang mampu menghasilkan gambar tiga dimensi dari pengukuran
dalam lubang bor tunggal.
Salah satu aplikasi utama lainnya untuk radar penetrasi
tanah untukmencari utilitas bawah tanah, karena GPR mampu menghasilkan gambar3D
dari listrik bawah tanah pipa, listrik, limbah dan air.
. Keterbatasan kinerja paling
signifikan dari GPR dalam high-konduktivitas bahan seperti tanah liat dan tanah
yang terkontaminasi garam. Kinerja juga dibatasi oleh hamburan sinyal dalam
kondisi heterogen (misalnya tanah berbatu).
Kelemahan
lain dari sistem GPR yang tersedia saat ini meliputi:Interpretasi radar grams
umumnya non-intuitif untuk pemula dan Keahlian yang diperlukan untuk secara efektif
desain, perilaku, dan menafsirkan survei GPR.Relatif konsumsi energi yang
tinggi juga dapat menjadi masalah bagi survei lapangan yang luas.
Kemajuan
terbaru dalam perangkat keras dan perangkat lunak GPR telah berbuat banyak
untuk memperbaiki kelemahan ini, dan perbaikan lebih lanjut dapat diharapkan
dengan pembangunan berkelanjutan.
Ada
juga jenis khusus dari GPR yang menggunakan unmodulated -sinyal gelombang. Ini
adalah radar bawah permukaan holografik yang berbeda dari jenis GPR lain dalam
hal ini mencatat rencana-tampilan hologram bawah permukaan. Kedalaman penetrasi
radar semacam ini agak kecil (sampai 20-30 cm), namun resolusi lateral cukup
untuk membedakan berbagai jenis ranjau darat di tanah atau gigi berlubang,
cacat, perangkat penyadap, atau benda tersembunyi lainnya di dinding, lantai
dan elemen struktural.
Penetrating
Radar pipa (PPR) adalah sebuah aplikasi dari GPR teknologi diterapkan dalam
pipa dimana sinyal diarahkan melalui dinding pipa dan saluran pipa untuk
mendeteksi ketebalan dinding dan rongga di belakang dinding pipa.
METODA
GEOMAGNETIK
Metode Geomagnet adalah salah satu
metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan
memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan
magnet batuan. Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas
magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali)
benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi intensitas medan magnetik
yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik
dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang
mungkin teramati. Pengukuran intensitas medan magnetik dapat dilakukan di
darat, laut maupun udara.
Susceptibilitas magnet batuan adalah
harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada umumnya erat
kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan
mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya.
Metoda ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan
tidak mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan
kegiatan gunungapi.
Metode magnetik sering digunakan
dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa
diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
Medan
Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi
oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumi, yang dapat
diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis
tersebut meliputi :
-
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen
horizontal yang dihitung dari utara menuju timur
-
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang
horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke
bawah.
-
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada
bidang horizontal.
-
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Medan magnet utama bumi berubah
terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat
standar nilai yang disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF)
yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh
dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang
dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
1. Medan
magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat
didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang
cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2..
1. Medan
magnet luar (external field)
Pengaruh medan magnet luar berasal
dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang
ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini
berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di
atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
1. Medan
magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga
disebut medan magnet lokal (crustal field). Medan magnet ini dihasilkan
oleh batuan yang mengandung mineral
bermagnet seperti magnetite (), titanomagnetite () dan lain-lain yang berada
di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik
yang menjadi target dari pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur
di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik
disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet
remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada
besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan
sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari
survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah
medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya
bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan
remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan
magnet utama bumi (Telford, 1976),
Metode
Pengukuran Data Geomagnetik
Dalam melakukan pengukuran
geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah magnetometer.
Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei.
Salah satu jenisnya adalah Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan
untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat
pendukung di dalam survei magnetik adalah Global Positioning System (GPS).
Peralatan ini digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran yang meliputi bujur,
lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam penentuan posisi suatu titik
lokasi menggunakan bantuan satelit. Penggunaan sinyal satelit karena sinyal
satelit menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu oleh gunung,
bukit, lembah dan jurang.
Beberapa peralatan penunjang lain
yang sering digunakan di dalam survei magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :
1. Kompas
geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.
2. Peta
topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada
saat survei magnetik di lokasi
3. Sarana
transportasi
4. Buku
kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data
5. PC
atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.
Pengukuran data medan magnetik di
lapangan dilakukan menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable
magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal,
waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.
Dalam melakukan akuisisi data
magnetik yang pertama dilakukan adalah menentukan base station dan membuat
station – station pengukuran (usahakan membentuk grid – grid). Ukuran gridnya
disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan pengukuran
medan magnet di station – station pengukuran di setiap lintasan, pada saat yang
bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi harian di base station.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar