Selasa, 16 Juni 2015

KEMANTAPAN LERENG






 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANTAPAN LERENG
Berdasarkan penelitian para ahli geoteknik [Barton, 1982; Singh, 1986; Hawley, 1986], faktor-faktor yang mempengaruhi kemantapan lereng, antara lain :
a.  Geometri lereng
Geometri lereng adalah tinggi, kemiringan dan berm dari suatu lereng. Makin kecil kemiringan dan ketinggian lereng maka lereng tersebut akan semakin mantap, sebaliknya makin besar  kemiringan dan ketinggian lereng maka lereng semakin tidak mantap.
b.  Karakteristik fisik dan mekanik
Karakteristik fisik dan mekanik batuan dalam hubungannya dengan kelongsoran adalah mempengaruhi daya tahan terhadap longsoran. Karakteristik fisik berupa bobot isi, porositas maupun kandungan air, sedangkan karakteristik mekanik berupa sudut geser dalam, kohesi dan kekuatan/strength material lereng.
c.   Struktur Geologi
Struktur geologi ini berupa kekar, lipatan, patahan dan bidang lemah lainnya. Kelongsoran lebih sering terjadi pada pada daerah yang memiliki bidang lemah dengan kemiringan yang > 35°. Struktur tersebut sangat mempengaruhi kekuatan batuan karena merupakan bidang-bidang lemah pada batuan tersebut atau paling tidak merupakan tempat-tempat rembesan air dan hal ini akan mempercepat pelapukan dan pada umumnya bidang lemah tersebut menjadi bidang longsor.
d.  Hidrologi dan Hydrogeologi
Air hujan akan menyebabkan terjadinya erosi dan penambahan beban pada lereng. Erosi akan menyebabkan perubahan  geometri lereng dan menyebabkan pendangkalan pada saluran-saluran air yang menyebabkan terganggunya penirisan, sehingga dengan adanya faktor hidrologi akan menyebabkan tingkat pelapukan yang tinggi. Adanya faktor hydrogeologi  mempunyai dampak yang negatif terhadap kemantapan lereng. Hidrologi akan mempengaruhi nilai kekuatan material dan mempengaruhi penurunan tekanan normal efektif dan daya tahan terhadap kuat geser (shear strength).
e.  Gaya-gaya luar
Pengaruh gaya-gaya luar ini adalah percepatan seismik yang diakibatkan oleh adanya gempa bumi, kegiatan peledakan dan trafik alat-alat berat.
f.    Tegangan Regional
Tegangan regional adalah besarnya tegangan di sekitar lokasi lereng yang sangat tergantung pada kondisi geologi di sekitar lereng (mengalami fenomena tektonik yang dahsyat).
g.  Waktu
Fungsi waktu dapat mempengaruhi kemantapan lereng, sedangkan waktu dipengaruhi oleh musim atau iklim dan erosi. Bila iklim dan erosi kuat, maka unsur waktu sangat berpengaruh.


  JENIS LONGSORAN
Secara umum longsoran lereng mempunyai bentuk dan kinematika yang berbeda tergantung dari karakteristik massa material pembentuknya. Suatu material diklasifikasikan sebagai tanah atau batu biasanya didasarkan atas sifat kuat tekannya, yaitu untuk yang lebih kecil daripada 1 MPa disebut tanah dan lebih besar daripadanya disebut batuan (Gambar 1).
Kuat tekan suatu batuan ditentukan dari suatu contoh dengan ukuran yang relatif kecil dan disebut utuh atau intact, sedangkan kumpulan dari material utuh disebut massa.
Longsoran lereng dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
a.  Longsoran Bidang
Longsoran bidang (Gambar 2) terjadi bila seluruh kondisi dibawah ini terpenuhi :
1)     Jurus bidang luncur sejajar atau mendekati sejajar terhadap jurus bidang permukaan lereng dengan perbedaan maksimal 20o.
2)     Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil dari kemiringan bidang permukaan lereng, Yf > Yp (Gambar 3).
3)     Kemiringan bidang luncur lebih besar dari sudut geser dalam atau Yp > f
4)     Terdapat bidang bebas yang merupakan batas lateral dari massa batuan yang longsor.


Gambar 1. Klasifikasi Kuat Tekan Batuan Utuh


Gambar 2
Longsoran Bidang

     
Gambar 3
Penampang lereng dan bidang bebas pada longsoran bidang


b.  Longsoran Baji
Longsoran ini (Gambar 4) terjadi bila dua buah jurus bidang diskontinu berpotongan dan besar sudut garis potong kedua bidang tersebut (Yfi) lebih besar dari sudut geser dalam (f) dan lebih kecil dari sudut kemiringan lereng (Yi). Perhitungan faktor keamanan lebih rumit dibandingkan pada longsoran bidang karena melibatkan dua bidang gelincir dimana gaya-gaya yang bekerja turut diperhitungkan.

c.   Longsoran Busur
Bila longsoran bidang dan longsoran baji terjadi pada batuan keras, maka longsoran busur lebih sering terjadi pada material tanah atau batuan lunak dengan struktur kekar yang rapat. Bidang longsornya berbentuk busur (Gambar 5).

d.  Longsoran Guling
Longsoran ini terjadi pada lereng yang terjal dan pada batuan ‘yang keras dimana struktur bidang lemahnya berbentuk kolom (Gambar 6).
  
                        Gambar 4                                                               Gambar 5
                    Longsoran Baji                                                   Longsoran Busur

Gambar 6
Longsoran Guling


Tidak ada komentar:

Posting Komentar